Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar karena didukung
oleh sejumlah fakta positif yaitu posisi geopolitik yang sangat strategis,
kekayaan alam dan keanekaragaman hayati, kemajemukan sosial budaya, dan jumlah
penduduk yang besar. Oleh karena itu, bangsa Indonesia memiliki peluang yang
sangat besar untuk menjadi bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan
bermartabat. Namun demikian, untuk mewujudkan itu semua, kita masih menghadapi
berbagai masalah nasional yang kompleks, yang tidak kunjung selesai. Misalnya
aspek politik, di mana masalahnya mencakup kerancuan sistem ketatanegaraan dan
pemerintahan, kelembagaan Negara yang tidak efektif, sistem kepartaian yang
tidak mendukung, dan berkembangnya pragmatisme politik. Lalu aspek ekonomi,
ekonomi yang tidak konsisten, sistem keuangan dan perbankan yang tidak memihak,
dan kebijakan perdagangan dan industri yang liberal. Dan aspek sosial budaya,
masalah yang terjadi saat ini adalah memudarnya rasa dan ikatan kebangsaan,
disorientasi nilai keagamaan, dan melemahnya mentalitas positif.
Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
·
Piramida penduduk masih sangat melebar,
kelompok balita dan remaja masih sangat besar. Banyaknya masyarakat yang
menikah di usia muda mengakibatkan terjaadinya baby boom.
·
Angkatan kerja sangat besar, perkembangan
lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan
kerja setiap tahun.
·
Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih
terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar di pulau Jawa.
Berikut ini beberapa kondisi riil kebangsaan
yang menyebabkan terpuruknya karakter kebangsaan dan tatanan sosial bangsa
Indonesia
Pertama, kebijakan otonomi daerah menyebabkan lahirnya kebanggaan pada daerah. Otonomi daerah di Indonesia menstimulasi pemikiran dan kesadaran daerah yang lebih menguat dibandingkan dengan kesadaran-kesadaran kebangsaan. Hal ini bisa dilihat dari seringnya muncul ide, pri-non pri, daerah-pusat, putra daerah, atau jawa – luar jawa.
Dalam proses politik pasca reformasi, isu-isu tersebut menguat seiring dengan fluktuasi politik aliran di Indonesia. Kendati tidak menjadi mainstream politik di Indonesia, namun perilaku nyata masyarakat kita masih terus menunjukkan indikasi perilaku-perilaku yang mengutamakan nilai kebanggaan daerah dibandingkan dengan kebanggaan kebangsaannya, Indonesia.
Pertama, kebijakan otonomi daerah menyebabkan lahirnya kebanggaan pada daerah. Otonomi daerah di Indonesia menstimulasi pemikiran dan kesadaran daerah yang lebih menguat dibandingkan dengan kesadaran-kesadaran kebangsaan. Hal ini bisa dilihat dari seringnya muncul ide, pri-non pri, daerah-pusat, putra daerah, atau jawa – luar jawa.
Dalam proses politik pasca reformasi, isu-isu tersebut menguat seiring dengan fluktuasi politik aliran di Indonesia. Kendati tidak menjadi mainstream politik di Indonesia, namun perilaku nyata masyarakat kita masih terus menunjukkan indikasi perilaku-perilaku yang mengutamakan nilai kebanggaan daerah dibandingkan dengan kebanggaan kebangsaannya, Indonesia.
Kedua,
kelanjutan dari proses ini, muncullah fenomena teritorialisasi geopolitik di
Indonesia. Indonesia yang terbentang dari ujung Sabang sampai Merauke, kemudian
dikapling-kapling secara politik oleh ‘persepsi dan kepentingan’ politik elit
daerah di Indonesia. Dalam pemilihan umum (pemilu) legislatif misalnya, ada
rebutan wilayah konstituen, dan dalam pilkada ada isu pri-nonpri atau jawa –
luar jawa. Hal ini merupakan bentuk nyata dari proses teritorialisasi
geopolitik atau dalam istilah lain ada proses deteritorialisasi geopolitik
Keindonesiaan menjadi kapling-kapling geopolitik lokal .
Ketiga, orientasi pembangunan Indonesia masih berpusat pada pusat-pusat daerah. Secara nasional, pembangunan masih bersifat di pulau Jawa. Secara lokal, pembangunan masih terfokus pada pusat pemerintahan. Sementara daerah-daerah pinggiran atau daerah perbatasan, kurang mendapat perhatian yang seksama, baik dari pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah. Bila hal ini dibiarkan terjadi, atau tidak dibenahi, maka potensi konflik daerah perbatasan akan memicu masalah bangsa dan administrasi wilayah Indonesia.
Keempat, masih seringnya terjadi penyelundupan kekayaan alam negara kepada negara lain secara ilegal. Praktek inipun diperparah lagi dengan tindakan penebangan liar, perambahan hutan, dan perusakan lingkungan. Akibat nyata dari tindakan ini, bukan hanya menyebabkan indonesia mengalami kerugian materi, namun kerugian ekologi dan martabat kebangsaan. Perilaku itu merupakan bentuk nyata dari ‘lemahnya’ rasa tanggungjawab pelaku terhadap geografi Indonesia, masa depan bangsa dan ekologi Indonesia.
Ketiga, orientasi pembangunan Indonesia masih berpusat pada pusat-pusat daerah. Secara nasional, pembangunan masih bersifat di pulau Jawa. Secara lokal, pembangunan masih terfokus pada pusat pemerintahan. Sementara daerah-daerah pinggiran atau daerah perbatasan, kurang mendapat perhatian yang seksama, baik dari pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah. Bila hal ini dibiarkan terjadi, atau tidak dibenahi, maka potensi konflik daerah perbatasan akan memicu masalah bangsa dan administrasi wilayah Indonesia.
Keempat, masih seringnya terjadi penyelundupan kekayaan alam negara kepada negara lain secara ilegal. Praktek inipun diperparah lagi dengan tindakan penebangan liar, perambahan hutan, dan perusakan lingkungan. Akibat nyata dari tindakan ini, bukan hanya menyebabkan indonesia mengalami kerugian materi, namun kerugian ekologi dan martabat kebangsaan. Perilaku itu merupakan bentuk nyata dari ‘lemahnya’ rasa tanggungjawab pelaku terhadap geografi Indonesia, masa depan bangsa dan ekologi Indonesia.
Dari sejumlah fakta positif atas modal besar yang
dimiliki bangsa Indonesia, jumlah penduduk yang besar menjadi modal yang paling
penting karena kemajuan dan kemunduran suatu bangsa sangat bergantung pada
faktor manusianya (SDM). Masalah-masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya
juga dapat diselesaikan dengan SDM. Namun untuk menyelesaikan masalah-masalah
tersebut dan menghadapi berbagai persaingan peradaban yang tinggi untuk menjadi
Indonesia yang lebih maju diperlukan revitalisasi dan penguatan karakter SDM
yang kuat. Salah satu aspek yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan karakter
SDM yang kuat adalah melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun ruhani. Manusia yang berakhlak mulia, yang memiliki moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk atau dibangun. Bangsa Indonesia tidak hanya sekedar memancarkan kemilau pentingnya pendidikan, melainkan bagaimana bangsa Indonesia mampu merealisasikan konsep pendidikan dengan cara pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan SDM Indonesia secara berkelanjutan dan merata. Melihat kondisi sekarang dan akan datang, ketersediaan SDM yang berkarakter merupakan kebutuhan yang amat vital. Ini dilakukan untuk mempersiapkan tantangan global dan daya saing bangsa.
Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun ruhani. Manusia yang berakhlak mulia, yang memiliki moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk atau dibangun. Bangsa Indonesia tidak hanya sekedar memancarkan kemilau pentingnya pendidikan, melainkan bagaimana bangsa Indonesia mampu merealisasikan konsep pendidikan dengan cara pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan SDM Indonesia secara berkelanjutan dan merata. Melihat kondisi sekarang dan akan datang, ketersediaan SDM yang berkarakter merupakan kebutuhan yang amat vital. Ini dilakukan untuk mempersiapkan tantangan global dan daya saing bangsa.
Secara normatif, tujuan pendidikan nasional
bertujuan untuk membangun karakter banga (character building). Pendidikan di
Indonesia bukan bidang ilmu yang bisa dipisahkan atau terpisah dari kebutuhan
dan kepentingan praktis bangsa dan Negara. Lebih luas lagi, pendidikan tidak
bisa dipisahkan dari kepentingan praktis manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber daya manusia untuk kepentingan berbagai hal sangatlah beragam, tergantung pada kepentingan itu sendiri sesuai dengan pembangunan yang akan dijalankan.
Sumber daya manusia untuk kepentingan berbagai hal sangatlah beragam, tergantung pada kepentingan itu sendiri sesuai dengan pembangunan yang akan dijalankan.
Masalah sosial yang terjadi di masyarakat memerlukan pemecahan antar
bidang-bidang ilmu sosial untuk mencapai tujuan dalam mengisi pembangunan
nasional. Masalah sosial dapat timbul oleh masalah sosial dan dapat pula
ditimbulkan oleh masalah alam, seperti :
1) Faktor alam (ekologis - geografis). Menyangkut menipisnya sumber daya alam yang tersedia di planet bumi.
2) Faktor biologis. Menyangkut pertumbuhan penduduk yang setiap waktu bertambah memenuhi planet bumi.
3) Faktor budayawi. Perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi yang mempengaruhi kehidupan manusia
4) Faktor sosial.Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi dan politik bagi masyarakat.
1) Faktor alam (ekologis - geografis). Menyangkut menipisnya sumber daya alam yang tersedia di planet bumi.
2) Faktor biologis. Menyangkut pertumbuhan penduduk yang setiap waktu bertambah memenuhi planet bumi.
3) Faktor budayawi. Perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi yang mempengaruhi kehidupan manusia
4) Faktor sosial.Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi dan politik bagi masyarakat.
Meminjam analisis Hubermas, pengetahuan, ilmu
pengetahuan dan ideologi merupakan tiga hal yang saling bertautan dan ketiganya
terkait dengan praktis kehidupan sosial manusia. Bila pengetahuan dan atau ilmu
pengetahuan terpisah dari praktis, akan menyebabkan manusia terasing dengan
dirinya, dan lingkungannya.
Posisi pendidikan sebagai bagian dari sistem
rekayasa sosial. Transformasi sosial juga memerlukan sebuah teknik dan strategi
yang relevan dengan karakter sosial itu sendiri. Menurut Brameld, kekuatan yang
paling kapabel untuk melakukan kontrol sosial dan tranformasi sosial adalah
pendidikan. Maka dengan demikian, setelah dia merujuk pada pemikirannya Francis
Bacon (yang menyatakan knowledge is power) mengatakan ‘education as power’ .
Dengan kata lain, pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana rekayasa social
menuju tatanan yang diharapkan. Melalui pendidikan ini, Indonesia dapat
membangun karakter bangsa yang bertanggungjawab terhadap diri, masyarakat dan
negara. Untuk melakukan pembenahan ini, perlu diawali dari perubahan mindset.
Senada dengan pemikiran ini. Perubahan ini hanya bisa dilakukan melalui pendidikan
SDM merupakan aset paling penting untuk membangun
bangsa yang lebih baik dan maju. Namun untuk mencapai itu, SDM yang kita miliki
harus berkarakter. SDM yang berkarakter kuat dicirikan oleh kapasitas mental
yang berbeda dengan orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran,
keberanian, ketegasan, ketegaran, kekuatan dalam memegang prinsip, dan
sifat-sifat unik lainnya yang melekat dalam dirinya.
Secara lebih rinci, saya kutip beberapa konsep tentang manusia Indonesia yang berkarakter dan senantiasa melekat dengan kepribadian bangsa. Ciri-ciri karakter SDM yang kuat meliputi
Secara lebih rinci, saya kutip beberapa konsep tentang manusia Indonesia yang berkarakter dan senantiasa melekat dengan kepribadian bangsa. Ciri-ciri karakter SDM yang kuat meliputi
(1) religious, yaitu memiliki sikap hidup dan kepribadian yang taat
beribadah, jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong menolong, dan toleran
(2) moderat, yaitu memiliki sikap hidup yang tidak radikal dan tercermin
dalam kepribadian yang tengahan antara individu dan sosial, berorientasi materi
dan ruhani serta mampu hidup dan kerjasama dalam kemajemukan
(3) cerdas, yaitu memiliki sikap hidup dan kepribadian yang rasional,
cinta ilmu, terbuka, dan berpikiran maju
(4) mandiri, yaitu memiliki sikap hidup dan kepribadian merdeka,
disiplin tinggi, hemat, menghargai waktu, ulet, wirausaha, kerja keras, dan
memiliki cinta kebangsaan yang tinggi tanpa kehilangan orientasi nilai-nilai
kemanusiaan universal dan hubungan antarperadaban bangsa-bangsa
Pembentukan karakter SDM menjadi vital dan
tidak ada pilihan lagi untuk mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang
dapat menghadapi tantangan regional dan global. Tantangan regional dan global
yang dimaksud adalah bagaimana generasi muda kita tidak sekedar memiliki
kemampuan kognitif saja, tapi aspek afektif dan moralitas juga tersentuh. Untuk
itu, pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai manusia yang memiliki
integritas nilai-nilai moral sehingga anak menjadi hormat sesama, jujur dan
peduli dengan lingkungan.
Lickona (1992) menjelaskan beberapa alasan perlunya Pendidikan karakter, di antaranya:
Lickona (1992) menjelaskan beberapa alasan perlunya Pendidikan karakter, di antaranya:
(1) Banyaknya generasi muda saling melukai karena lemahnya kesadaran
pada nilai-nilai moral
(2) Memberikan nilai-nilai moral
pada generasi muda merupakan salah satu fungsi peradaban yang paling utama
(3) Peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakin penting
ketika banyak anak-anak memperoleh sedikit pengajaran moral dari orangtua, masyarakat,
atau lembaga keagamaan
(4) masih adanya nilai-nilai moral yang secara universal masih diterima
seperti perhatian, kepercayaan, rasa hormat, dan tanggungjawab
(5) Demokrasi memiliki kebutuhan khusus untuk pendidikan moral karena
demokrasi merupakan peraturan dari, untuk dan oleh masyarakat,
Pembentukan karakter SDM yang kuat sangat
diperlukan untuk menghadapi tantangan global yang lebih berat. Karakter SDM
dalam dibentuk melalui proses pendidikan formal, non formal, dan informal yang
ketiganya harus bersinergis. Untuk menyinergiskan, peran pendidik dalam
pendidikan karakter menjadi sangat vital sehingga anak didik atau SDM Indonesia
menjadi manusia yang religius, moderat, cerdas, dan mandiri sesuai dengan
cita-cita dan tujuan pendidikan nasional serta watak bangsa Indonesia.
Kesejahteraan suatu bangsa sangat erat
kaitannya dengan masalah kependudukan. Indonesia pada saat ini memiliki jumlah
penduduk yang besar. Konsekuensi penduduk yang besar seperti pengadaan
sumber-sumber pangan kian meningkat, sehingga apabila masalah pangan tidak
teratasi akan berakibat pada menurunnya kesejahteraan penduduk. Terdapat tiga
hal yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan, yakni sumber daya alam,
peralatan teknologi dan sumber daya manusia. Hal terakhir inilah yang mempunyai
peranan terpenting. Sumber daya alam yang ada tidak akan bermanfaat tanpa ada
yang mengelolanya dan teknologi tidak dapat digunakan apabila tidak ada manusia
yang mempergunakannya. Keterlibatan manusia seperti demikianlah, sehingga sumber
daya manusia menjadi bagian yang terpenting.
Sumber daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data kependudukan yang dimiliki oleh suatu daerah/negara yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya manusia itu harus memadai, baik dilihat dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Segi kuantitas berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan dan susunan. Ketiga ini disebut faktor-faktor demografis. Sedangkan kualitas dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kemampuan sumber daya manusia ini disebut faktor-faktor sosial atau non-demografis.
Sumber daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data kependudukan yang dimiliki oleh suatu daerah/negara yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya manusia itu harus memadai, baik dilihat dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Segi kuantitas berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan dan susunan. Ketiga ini disebut faktor-faktor demografis. Sedangkan kualitas dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kemampuan sumber daya manusia ini disebut faktor-faktor sosial atau non-demografis.
Disinilah peran mahasiswa sangat dibutuhkan
sebagai agen perubahan (agent of change). Sebagai pihak yang mengenyam bangku
pendidikan di perguruan tinggi,mahasiswa adalah sebagian kecil dari penikmat
pajak yang telah dibayarkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Sehingga
mahasiswa harus berpihak kepada masyarakat yang telah ikut “membiayai”
pendidikan mereka. Mahasiswa sebagai kaum yang terdidik,hendaknya mentransfer
ilmunya kepada masyarakat agar masyarakat tidak buta ilmu pengetahuan ataupun
buta politik sehingga masyarakat dapat semakin pintar dalam memilih. Ketika
msayarakat tidak buta politik, maka bangku-bangku wakil rakyat akan diduduki
oleh mereka yang benar-benar mempunyai kapabilitas dan kapasitas dalam
bidangnya, sehingga aspirasi masyarakat dapat tersalurkan dengan tepat. Ketika
masyarakat tidak buta ilmu pengetahuan, maka akan banyak sekali inovasi dalam
berbagai bidang sehingga dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf
hidup mereka. Selain itu, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
bangsa ini akan mampu mengolah sumber daya alam yang dimilikinya secara
mandiri, sehingga kesejahteraan rakyat akan lebih terjamin. Sebuah negara yang
maju, pasti didukung oleh ilmu penngetahuan dan teknologi yang maju pula, dan
IPTEK yang maju pasti berasal dari SDM yang unggul. Pendidikan yang diberikan
oleh mahasiswa tidak hanya sebatas dalam ruang-ruang diskusi atau ruang
seminar, namun mahasiswa harus terjun langsung ke dalam masyarakat sehingga
dapat berinteraksi secara langsung kepada masyarakat dan dapat membantu
masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi
serta dapat berbagi ilmu,karena masih banyak ilmu-ilmu yang tidak dapat
dipelajari di dalam perkuliahan dan hanya dapat kita temukan di lingkungan masyarakat.
Hal ini dapat dimulai dengan keikutsertaan mahasiswa dalam program KKN yang
diselenggarakan oleh beberapa universitas di negeri ini.Karena salah satu
tujuan dari program KKN adalah sebagai sarana pengabdian para mahasiswa kepada
masyarakat luas.
Selain itu, banyaknya angkatan kerja yang
melebihi lapangan pekerjaan yang ada, menjadi permasalahan tersendiri bagi
bangsa ini. Mahasiswa telah diasah pola pikir dan kreatifitasnya dalam
perkuliahan, hendaknya mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk menampung
angkatan kerja yang jumlahnya semakin banyak. Sehingga masalah pengangguran di negara
ini dapat teratasi. Dengan berkurangnya angka pengangguran, maka akan berkurang
juga angka kriminalitas, dan akan menaikkan kesejahteraan masyarakat, sehingga
satu-persatu permasalahan bangsa ini dapat teratasi.
Pembelajaran bagi masyarakat juga harus
meliputi aspek kesehatan, karena dalam uraian di atas telah dijelaskan bahwa
angka kematian ibu dan bayi sangat tinggi,hal ini menandakan bahwa tingkat
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih kurang. Mahasiswa sebagai
kalangan yang berilmu pengetahuan, dapat menyalurkan pengetahuannya kepada
masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi kehidupan dan diharapkan dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kesehatan sehingga masyarakat dapat
senantiasa menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya. Dengan sehatnya
masyarakat, maka anak-anak usia sekolah dapat mencerna ilmu pengetahuan dengan
optimal,sehingga terciptalah SDM yang unggul.
Setelah tercipta masyarakat yang pintar, maka
perlahan segala permasalahan bangssa ini akan teratasi, sehingga geopolitik
Indonesia yang tertuang dalam Wawasan Nusantara dan politik bebas aktif dapat
tercapai. Serta geostrategi bangsa ini yang dirumuskan dalam wujud Ketahanan
Nasional dapat terlaksana, karena dibutuhkan orang-orang yang pintar untuk
menyusun strategi yang besar (grand strategy)
Sumber:
Casinos near me - JTM Hub
BalasHapusJTM 하남 출장마사지 has the largest selection of slot 부산광역 출장샵 machines in the state of New 남원 출장샵 Jersey and is proud to offer the most convenient and Mar 7, 제주 출장마사지 2020 · Uploaded by 진주 출장마사지 JTMHub